Agama Islam mengajarkan pada umatnya untuk me-nyayangi binatang dan melestarikan kehidupan nya. Nabi SAW mempe-ringatkan bahwa binatang-binatang itu harus di man-
faat kan sesuai dengan fungsinya demi kemaslahatan manusia sebagai kholifah di muka bumi.
Allah menciptakan diantara bina-tang-binatang itu sebagai alat transportasi, seperti kuda dan unta. Namun begitu, Nabi Melarang ummatnya untuk menyakiti binatang tersebut dengan mem bebaninya diatas kemampuannya.
Suatu ketika beliau melihat seseorang yang duduk di atas punggung unta di tengah-tengah pasar sambil berbicara kepada orang-orang. Beliau kemudian menegur orang itu : Jangan gunakan punggung binatang liarmu itu sebagai mimbar, karena Allah SWT telah membuatnya tunduk kepadamu agar ia bisa membawamu pergi dari satu tempat ke tempat lain yang tidak dapat kamu capai kecuali dengan badan yang letih (Sunan Abu Dawud)
Sayyidina’Ali r.a, mengatakan : “berbaik hatilah pada binatang-binatang peng-angkut; jangan lukai mereka; dan jangan muati mereka dengan beban yang melebihi kemampuan mereka”.
Berbuat baik kepada hewan akan mendapatkan pahala, sebagaimana menyakitinya juga mendapat dosa. Nabi pernah bercerita tentang seorang laki-laki yang diberkahi Allah karena telah menyelamatkan nyawa seekor anjing yang hampir mati kehausan dengan memberinya air sehingga hewan itu segar kembali. Dan Beliau juga pernah Berkisah dalam Shahih al-Bukhari tentang seorang wanita yang akan dikirim ke neraka karena telah mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan dan tidak pula melepaskan kucing itu sehingga ia bisa mencari makan sendiri. Dalam Sunan al-Nasa’I, Rasul bersabda: Barang siapa membunuh (bahkan) seekor burung pipit atau binatang-binatang yang lebih kecil lagi tanpa ada hak untuk melakukannya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban orang itu kelak.
Dikisahkan dalam kita al-mawaid al-ushfuriyyah, bahwa Khalifah Umar Suatu hari ketika berjalan-jalan di pinggir kota, tiba-tiba pandangannya tertuju pada segerombolan anak yang sedang mempermainkan seekor burung pipit. Beliau tersentuh hatinya ketika melihat burung itu hampir mati karena dipermainkan. Beliau lalu membeli burung itu dan setelah dibeli, burung itu beliau lepaskan sehingga bisa terbang kembali bersama kawa-nannya. Ketika Khalifah Umar wafat, seorang ulama besar bermimpi ber temu beliau. Dalam mimpi itu, ulama menanyakan keadaan beliau. “Wahai khalifah Umar, apa yang Allah lakukan terhadap dirimu?” Tanya ulama itu. “Allah mengampuni diriku dan melepaskan aku dari tanggungan akhirat,” jawab Umar.“Apakah semua nya karena kedermawanannu sehingga Allah mengampuni dan melepaskan engkau dari tanggungan akhirat ?Atau karena sifat adilmu ? Ataukah mungkin karena kezuhudan mu ?” Tanya ulama tersebut penasaran. “Bisa saja semuanya itu melepaskan aku dar tanggungan akhirat, namun bukan itu yang me-nyebabkan aku seperti ini,” jawab Umar. “Lalu apa amal yang menyebabkan kamu berada dalam keadaan seperti ini ?” Tanya ulama.
Umar menjawab: Ketika aku diletakkan di liang lahat kemudian ditutup dengan tanah dan mereka meninggalkan aku sendiri. Seketika itu datang kepadaku dua malaikat yang sangat menakutkan sehingga membuat pikiranku kabur, persendianku terasa copot semua. Malaikat itu menarik dan men dudukkanku. Rupanya ia bermaksud mengajukan pertanyaan-pertanyaan padaku. Namun sebelum pertanyaan-pertanyaan itu diajukan kepadaku, tiba-tiba terdengar suara yang aku sendiri tidak tahu berasal dari mana.” “Wahai malaikat, tinggalkan hamba-Ku ini dan jangan menakut-nakutinya,” kata suara itu. “Sesungguhnya Aku me-ngasihinya dan melepaskan dia dari semua tanggungan pertanyaan-per tanyaanmu. Itu karena ia pernah mengasihi dan melepaskan seekor burung pipit sewaktu di dunia. Maka dari itu, sekarang Aku juga mengasihi dan melepaskan dia dari tanggungan pertanyaan-pertanyaan yang akan memberatkan dia di akhirat nantinya.”
Jadi, kasih sayang, tidak hanya ditujukan kepada sesama manusia saja. Kita harus menyayangi hewan. Bila kita berbuat aniaya terhadap mereka, maka kita akan mendapat murka dari Allah. Namun demikian, diantara binatang-binatang itu ada yang diperbolehkan untuk membunuh nya. Rasul bersabda:
خَمْسٌ فَوَاسِقُ يُقْتَلْنَ فِى الْحِلِّ وَالْحَرَمِ الْحَيَّةُ وَالْغُرَابُ الأَبْقَعُ وَالْفَارَةُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ وَالْحُدَيَّا
"Lima binatang fasiq yang boleh dibunuh (baik sedang berada di tanah halal atau tanah haram), yaitu: 1.ular, 2.burung gagak (yang perutnya belang), 3.tikus, 4.anjing gila / Galak dan 5.elang."
(Riwayat Muslim)
Bahkan ada binatang yang jika kita membunuhnya maka akan dapat pahala. Didalam shahih Muslim di sebutkan : Barangsiapa yang mem bunuh cicak pada satu kali pukulan maka baginya seratus kebaikan. Dan jika pada pukulan kedua maka baginya (kebaikan) berbeda dengan itu (yang pertama), dan jika pada pukulan ketiga maka baginya (kebaikan) berbeda dengan itu (yang kedua). Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar