Kamis, 06 Desember 2012

Berhentilah Mengeluh dan Mengeluhkan...(Arsip FB)


almurtadlo> Sahabat almurtadlo, Berhentilah mengeluh....
*Mengeluh adalah tanda ketidak mampuan diri untuk menerima keadaan dan kenyataan dan itu adalah termasuk penyakit hati. Allah SWT: “Barang siapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
*Perasaan tidak puas terhadap realitas akan membuat diri suka m
engeluh. Mengeluh hanya akan membuat hati tidak damai bersama realitas yang dikeluhkan.
*Mengeluh itu sama dengan memikirkan hal-hal yang tidak Anda inginkan dalam kehidupan ini sehingga org tersebut lupa memikirkan apa yang diinginkannya.
*Jauhi Mengeluluh, niscaya berhasil: Allah swt berfirman dalam hadits qudsi:
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِى الْمُؤْمِنَ فَلَمْ يَشْكُنِى إِلَى عُوَّادِهِ أَطْلَقْتُهُ مِنْ إِسَارِى ثُمَّ أَبْدَلْتُهُ لَحْمًا خَيْرًا مِنْ لَحْمِهِ وَدَمًا خَيْرًا مِنْ دَمِهِ ، ثُمَّ يَسْتَأْنِفُ الْعَمَلَ
Allah swt berfirman, “Jika Aku (Allah) memberikan cobaan (musibah) kepada hambaKu yang beriman sedang ia tidak mengeluh kepada orang yang mengunjunginya maka Aku akan melepaskannya dari tahananKu (penyakit/bala'/kegagalan) kemudian Aku gantikan dengan daging yang lebih baik dari dagingnya juga dengan darah yang lebih baik dari darahnya. Kemudian dia memulai amalnya (bagaikan bayi yang baru lahir)
*Mengeluh tidak hanya merugikan diri sendiri, akan tetapi ia menrugikan orang lain sebab Kata-kata, nada suara, energi, dan para bahasa yang keluar dari orang yang mengeluh akan membuat orang-orang di sekitarnya merasakan dampak dari energi negatif.
*Berhentilah mengeluh dan gantilah dengan syukur, memuji orang lain, berfokus pada kesuksesan, melepaskan dari belenggu kesedihan dan berdoalah...sukses!!!

almurtadlo> ada seorang ibu-ibu berkata kepada teman-temannya atau saudaranya: 
kami lagi gak punya duit...
rumah kami kan jelek...
sepedaku bolak-balik mogok ae, ancen sepeda tuwek....

ketahuilah dengan secara tidak sadar ibu-ibu tadi telah memperolok-olok suami nya sendiri, ia telah menjelek-jelekan kepunyaan / harta suami, tidak membanggakan suaminya, dan ibu tsb bukan dapat simpati dari teman
nya malah sebaliknya akan menjadi bahan olok-olok ngerumpi dikalangannya....meskipun terkadang berniat merendah, tapi ia keliru karena ia merendahkan harkat dan martabat suaminya sendiri...padahal istri itu mestinya menutupi aib / kekurangan dari suaminya....

ِAllah swt memberikan perumpamaan :
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
Istri-istrimu adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka.

Kenapa sama dengan pakaian?
1. Pakaian yang kita kenakan melindungi kita dari debu, udara panas/dingin, sengatan sinar matahari, dan sebagainya. Sama halnya dengan anda dengan pasangan anda yang satu merupakan pelindung bagi yang lain, saling mengayomi/memayungi.
Pakaian menutupi cacat atau bopeng di tubuh kita. Begitupun suami-istri telah saling mengetahui cacat/kelemahan masing-masing dan harus saling menutupinya, bukannya malah membicarakan kelemahan pasangannya kepada teman dan saudara.

2. Pakaian dapat memperindah dan menambah daya tarik pemakainya. Serupa halnya suami-istri saling memperindah dan memperkuat daya-tariknya satu sama lain. Secara fisik, seharusnya mereka berpakaian bagus untuk pasangannya dan bukan untuk keperluan resmi (pesta, upacara, perayaan dll.) Misalnya, para suami jangan asal berpakaian sewaktu di rumah, begitupun hendaknya para istri. Lebih jauh lagi, masing-masing harus menampakkan sifat dan perilaku yang indah demi pasangannya.

3, pakaian adalah bagian yang terdekat dengan tubuh. Begitu pula suami-istri hendaklah saling dekat sehingga saling mengetahui rahasia pasangannya. Haruslah masing-masing menyimpan rapat-rapat rahasia pasangannya dan tetap dekat satu sama lain dengan pengertian yang tulus. Tidak dapat dibenarkan jika istri tetap sangat dekat dengan saudara-saudara dari pihaknya dan suamipun demikian keadaannya.

almurtadlo> Asbabun Nuzul QS. Al Hasyr:18, Dok Pengajian Tafsir Jalalain Bada Subuh:

Kami bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di pagi hari. Lalu datanglah satu kaum yang telanjang kaki dan telanjang dada berpakaian kulit domba yang sobek-sobek atau hanya mengenakan pakaian luar dengan menyandang pedang. Umumnya mereka dari kabilah Mudharatau seluruhnya dari Mudhar, lalu wajah Rasulull
ah shallallahu ‘alaihi wa sallam berubah ketika melihat kefaqiran mereka. Beliau masuk kemudian keluar dan memerintahkan Bilal untuk adzan, lalu Bilal adzan dan iqamat, kemudian beliau shalat. Setelah shalat beliau berkhutbah seraya membaca ayat,

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisa: 1)

dan membaca ayat di surat Al Hasyr,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسُُ مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr:18) Telah bershodaqah seseorang dari dinarnya, dirhamnya, pakaiannya, takaran sha’ kurmanya sampai beliau berkata walaupun separuh kurma.

Jarir berkata, ‘Lalu seorang dari Anshar datang membawa sebanyak shurroh, hampir-hampir telapak tangannya tidak mampu memegangnya, bahkan tidak mampu’. Jarir berkata: ‘Kemudian berturut-turut orang memberi sampai aku melihat makanan dan pakaian seperti dua bukit, sampai aku melihat wajah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersinar seperti emas, lalu Rasulullah bersabda,

مَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

“Barang siapa yang membuat contoh dalam Islam contoh yang baik, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barang siapa yang mencontohkan contoh jelek dalam islam maka ia mendapat dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka”.

Tidak ada komentar: