Jumat, 23 April 2010

"Ngalap Berkah"

Dalam kitab Tarikh Dimasy-qi, diceritakan bahwa Imam Syafii bertabarruk pada gamis Imam Ahmad. Rabi’ Berkata : “Se-sungguhnya Imam Syafi’i pergi ke Mesir bersamaku,lalu berkata kepadaku: “Wahai Rabi’, ambil surat ini dan serahkan kepada Imam Ahmad bin Hanbal, selanjutnya datanglah kepadaku dengan membawa jawabannya!”, Ketika memasuki kota Baghdad kutemui Imam Ahmad sedang shalat subuh, maka aku pun shalat di belakang beliau. Setelah beliau hendak beranjak dari mihrab, aku serahkan surat itu, “Ini surat dari saudaramu Imam Syafi’i di Mesir,” kataku.
“Kau telah membukanya?” tanya Imam Ahmad. “Tidak, wahai Imam” Beliau membuka dan membaca isi surat itu, sejenak kemudian kulihat beliau berlinang air mata. “Apa isi surat itu wahai Imam?” tanyaku. “Isinya menceritakan bahwa Imam Syafi’i bermimpi Rasulullah SAW, Beliau berkata: “Tulislah surat kepada Ahmad bin Hanbal dan sampaikan salamku kepadanya. Kabarkan padanya bahwa dia akan mendapatkan cobaan, yaitu dipaksa mengakui bahwa al-Qur’an adalah mahluk, maka janganlah diikuti, Allah akan meninggikan benderanya hingga hari kiamat,” tutur Imam Ahmad “Ini suatu kabar gembira,” kataku. Lalu beliau menuliskan surat balasan seraya memberikan padaku qamis yang melekat di kulitnya.

Aku pun mengambil surat itu dan menyerahkannya kepada Imam Syafi’i. “Apa yang diberikan Imam Ahmad padamu?” tanya Imam Syafi’i. “Gamis yang melekat dengan kulit beliau,” jawabku. Lalu Imam syafii berkata:

ليس نفجعك به، ولكن بُلّه وادفع إليّ الماء لأتبرك به

“Kami tidak akan merisaukanmu, tapi basahi gamis ini dengan air, lalu berikan kepadaku air (bekas basuhan gamis) itu supaya aku bertabarruk dengannya."

Apa yang dilakukan imam syafii kepada air bekas basuhan gamis imam ahmad, merupakan bentuk tabarruk, tabarrukan, mengambil berkah atau orang jawa mengatakan "Ngalap berkah" dari orang-orang sholeh.
Ada sebagian orang yang menuduh dengan penuh kesombongan dan apriori (merasa benar sendiri) bahwa hal tersebut merupakan bid'ah bahkan syirik. Tidaklah Mereka mengatakan seperti itu kecuali karena ketidaktahuan mereka akan agama mereka kecuali sedikit saja.

Boleh jadi mereka tidak menokohkan imam syafii sebagaimana kita, bahkan mungkin juga mengatakan sesat kepada imam-imam terdahulu. Akan tetapi kisah tabarrukan sebanrnya tidak berhenti disitu saja, dalam al-Qur'an juga dikisahkan mengenai hal tabarrukan semacam itu. Dalam QS Yusuf Ayat 93:

اذْهَبُوا بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِي بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ

Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah Dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".

Dalam ayat tersebut dikisahkan bahwa Nabi Yusuf memiliki baju gamis yang berkhasiat menjadikan bapaknya yang buta bisa melihat Baju Gamis tersebut sebagaimana dikisahkan dalam tafsir al-jalalain adalah milik nabi ibrahim yang dipakai tatkala ia dibuang ke tengah api dan tidak terbakar. Perintah nabi yusuf untuk mengusapkan gamis ke wajah bapaknya merupakan perintah Malaikat jibril. Bukankah baju gamis tadi mendatangkan keberkahan berupa kembalinya pandangan mata setelah sebelumnya buta??

Begitu juga yang dilakukan oleh para sahabat Nabi yang diabadikan dalam hadits shohih Muslim No.3855. Putri Abu bakar yang bernama Asma binti Abi Bakr mengobati orang yang sakit dengan membasuh pasien dengan air bekas basuhan jubah Nabi. Ia berkata :
هَذِهِ كَانَتْ عِنْدَ عَائِشَةَ حَتَّى قُبِضَتْ فَلَمَّا قُبِضَتْ قَبَضْتُهَا وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْبَسُهَا فَنَحْنُ نَغْسِلُهَا لِلْمَرْضَى يُسْتَشْفَى بِهَا

"Jubah ini dulunya ada pada aisyah sampai beliau wafat dan selanjutnya saya yang menyimpannya. Jubah ini dulu pernah dipakai Nabi SAW. lalu kami membasuhnya untuk orang sakit agar bisa sembuh dengan jubah tersebut". Tabarrukan juga berlaku kepada tempat. Dalam hadits yang diriwayat kan An-nasa'I, ketika dalam per jalanan Isra’ Jibril mengajak Rasulullah SAW singgah di beberapa tempat untuk bertabarruk dengan mengerjakan shalat dua rakaat seperti di Bait Lahm tempat kelahiran Nabi Isa a.s., di bukit Thurisina, tempat Nabi Musa ber-mukalamah dengan Allah SWT, dan lain-lain.

Bahkan para sahabat juga ber tabarruk dengan rambut Rasul saw. Sahabat Anas r.a. dalam Hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim bahwa para sahabat bertabarruk dengan rambut Rasulullah SAW: “Aku melihat tukang cukur sedang mencukur Rasulullah SAW dan para sahabat mengitarinya. Tidaklah mereka kehendaki satu helai pun dari rambut beliau terjatuh kecuali telah berada di tangan seseorang.”

Sebenarnya masih banyak lagi objek tabarruk, sehingga Dalam kitab Syarah Muslim, Imam Nawawi menulis setidaknya 11 kali anjuran untuk mencari berkah dari bekas orang-orang Saleh.

Tidak ada komentar: