Rabu, 22 Februari 2012

Catatan singkat Rihlah Kalteng 2012

Tanggal 13 Februari 2012 al-Faqir mendapat undangan dari masyarakat Katingan Kalteng untuk meresmikan Jama’ah Pasar Waqiah dan mendatangi beberapa acara maulid di beberapa tempat yang berbeda. Setengah bulan sebelumnya telah booking tiket surabaya-sampit untuk 2 orang, al-Faqir sendiri dan seorang ustadz alumni pondok pesantren. H -2 ada kabar dari travel bahwa tiket yang telah dipesan dicancel oleh maskapai dan kabar ini membuat kami dan jamaah panik karena setelah konfirmasi ke jamaah kalteng bahwa acara tidak bisa ditunda karena persiapan sudah matang. Terpaksa kami mencari penerbangan pada hari rencana awal namun nihil penerbangan rute yang kami tuju yaitu surabaya sampit kosong dan ditunda 3 hari setelahnya. Akhirnya Kami pindah rute dari sampit ke bandara palangkaraya dengan maskapai yang lain dengan konsekwensi menambah perjalanan darat selama 4 jam.

Hati al-Faqir bimbang karena beberapa hari sebelumnya membaca kabar bahwa palangkaraya ditetapkan sebagai daerah siaga flu burung dan 1 hari sebelumnya ada demo ricuh penolakan kehadiran FPI dan razia di bandara palangkaraya. Namun hati ini kami kuatkan dengan niatan yang mulia dan idkhol suurur kepada jamaah di kalteng.
Sebelumnya kami mempelajari bagaimana situasi islam dan etnis disana untuka adaptasi dan sebagai gambaran kami mendapat Data mengenai komposisi etnis di Kalteng berdasarkan sensus tahun 2000 terdiri suku Banjar (24,20%), Jawa (18,06%), Ngaju (18,02%), Dayak Sampit (9,57%), Bakumpai (7,51%), Madura (3,46%), Katingan (3,34%), Maanyan (2,80%) dan tidak diketahui besar jumlah suku Melayu. Tetapi jika digabungkan suku Dayak (Ngaju, Sampit, Maanyan, Bakumpai) mencapai 37,90%. Menurut sensus tahun 1930 penduduk Central Borneo (Kalteng dan sebagian Kalbar) berjumlah 619.402 terdiri suku Dayak (63,49%), suku Melayu (26,64%), suku Banjar (5,95%), suku Jawa (2,51%), Bugis (1,09%) dan sisanya suku lainnya yang tidak disebutkan.
Alhamdulillah, singkat cerita kami sampai dipalangkaraya dan sudah ada perwakilan yang menjemput dan mengantar kami ke tujuan. Setelah melewati 4 jam perjalanan dengan penuh lelah dan ada sedikit insiden yaitu mobil yang kami tumpangi ditabrak dari belakang oleh sepeda motor. Setelah 4 jam dari palangkaraya kami sampai di kota sampit. Kota ini terus terang pertama kami lihat dan kami heran karena kota ini penuh dengan gedung pencakar langit namun bukan mall, apartemen atau hotel. Semua gedung itu ternyata adalah gedung burung walet. Sore menjelang magrib kami turun dari mobil dan menikmati suara walet yang riuh rendah memenuhi angkasa sampit.
Setelah mampir ke warung padang untuk sekedar mengambil kekuatan untuk meneruskan perjalanan ke katingan, kami bersama rombongan menuju katingan dengan menumpang speed boat (perahu kloto’) yang telah di sewa penuh oleh panitia. selama 4 jam perjalanan menyusuri sungai dengan pemandangan yang indah dan pemandangan matahari tenggelam. al-Faqir terlalu gembira menikmati perjalanan ini sampai-sampai al-Faqir tidak sadar akan bahaya angin malam yang langsung menerpa dada dan tubuh secara langsung.
Sesampainya di dermaga kecil kira2 jam 09.30 wib Malam hari, kami turun dari perahu dan disambur masyarakat katingan dengan penuh kehangatan. Kami berpelukan dan bersalaman dan selanjutnya kami dibawa menuju rumah tempat kami akan menginap. Kami lalu mengobrol dengan para jamaah sambil menyantap hidangan selamat datang. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 00.30WIB saatnya istirahat, kamipun mempersilahkan para jamaah bubar ke rumah masing2.
Pagi harinya al-Faqir diajak oleh sohibul bayt untuk melihat gedung waletnya yang berada tepat dibelakang rumahnya. Kamipun ganti baju khusus yang telah disediakan untuk masuk ke gedung walet dan melihat langsung bagaimana seluk beluk perawatan walet. Setelah itu kamipun menemui tetamu dari kalangan jamaah yang tadi malam belum sempat berkunjung, waktupun kami habiskan seharian dengan bercengkrama dan berdiskusi soal agama dengan penuh kehangatan dan canda tawa. Sore harinya kami menghadiri undangan maulidan di rumah salah seorang pemuka masyarakat di daerah tersebut. Setelah isya tibalah waktu yang dijadwalkan untuk al-Faqir memberi tausiyah maulid di masjid jami’ daerah tersebut. Namun kejadian yang tidak terduga terjadi, kami terserang demam yang disebabkan oleh angin tadi malam di perahu. Panitia akhirnya mendatangkan tenaga medis untuk memeriksa dan memberi obat. Alhamdulillah, al-Faqir terasa fit dan acara berlangsung dengan sukses dan penuh antusias dari ribuan masyarakat yang hadir malam itu.
Selapas acara kamipun kembali ke rumah penginapan dan kami menghabiskan malam lagi-lagi dengan tukar pikiran masalah agama sampai larut malam. Pagi harinya sohibul bayt menawarkan tukang pijat untuk mengurut badan yang sempat lemas karena masuk angin. Alhamdulillah badan serasa segar dan bertambah fit. Siang itu panitia al-Faqir lihat sibuk mempersiapkan acara peresmian Jamaah waqiah di daerah tersebut. Sore itu kami sempat diajak keliling ke beberapa tempat untuk mengenal daerah-daerah yang akan didatangi untuk acara dakwah dan pengajian maulid sampai menjelang magrib. Bakda isya’ acara dimulai dan berkat kerja keras panitia, acara berlangsung dengan sukses. Malam itu kembali para jamaah tidak melewatkannya kecuali dengan bercengkrama dengan al-Faqir urusan kehidupan dan agama. Berbagai permasalahan kami bahas mulai dari pendidikan anak, solusi ekonomi, usaha hingga hukum-hukum agama.
Dipagi esok harinya kami kembali berjalan-jalan melihat-lihat pemandangan dan mampir ke beberapa rumah jamaah yang kami lalui. Alhamdulillah kami mendapat sambutan yang penuh dengan kekeluargaan. Sampailah hari itu pada jam 9 pagi, Saat itu ada acara lagi perayaan maulid namun al-Faqir tidak bisa menghadiri karena terbentur dengan acara pengajian yang telah dijadwal jauh sebelumnya di malang. Akhirnya al-Faqir memutuskan untuk berkemas pulang dan acara yang masih tinggal kurang lebih 8 lokasi acara akan diselesaikan dan dihadiri oleh ustad pendamping al-Faqir dari malang. Setelah melewati perjalanan selama kurang lebih 4 jam kami tiba di bandara sampit. Setelah menunggu kira2 tiga jam ada pengumuman dari petugas bandara bahwa penerbangan di cancel karena pesawat tiba larut malam sehingga penerbangan ke surabaya ditunda besok paginya jam 7.
al-Faqir bersama satu orang panitian yang mengantar kembali lagi ke kota sampit utnuk mencari hotel menginap. Sampailah kami dihotel yang tepat berada dibibir sungai yang indah dengan pemandangan perahu besar dan kecil lalu lalang. Sor hari kami diajak untuk keliling sampit dan menikmati suasananya. Sekembalinya ke hotel kami duduk-duduk sambil bercengkrama dan menikmati tepian suangan sampit yang begitu luas. Alhamdulillah, al-Faqir melewati malam itu penuh dengan suka cita meskipun hati sempat gundah gulana karena penerbangan yang tertunda.keesokan harinya dengan menumpang taksi ke bandara dan Alhamdulillah kali ini penerbangan on-time dan kamipun terbang untuk pulang. Terimakasih H.Wardoyo selaku inisitor dan pemuka masyarakat katingan yang mengenalkan dengan jamaah disana. Mudah2an kunjungan al-Faqir membawa hikmah. Alhamdulillah, meskipun telah beberapa hariu dirumah, para jamaah di kalteng masih sering kirim SMS berkonsultasi tentang kehidupan dan amsalah agama. Walhamdulillahi robbil alamin.

Tidak ada komentar: