Semua orang tua menghendaki kebaikan terhadap anaknya, namun kenyataannya banyak diantara mereka yang berlaku keras dan kasar terhadapnya. Disadari atau tidak mereka semua telah melakukan hal yang semestinya dihindari. Para ortu mewajibkan perilaku anak mereka dengan apa yang seharusnya dan sebaiknya mereka sendiri lakukan sewaktu kecil. padahal dia adalah dia, yang punya dunia sendiri. Saya dapat kiriman email dari teman yg didalamnya ada kisah mengharukan. Mudah2an kita mengambil hikmah dan merubah perilaku kita terhadap anak-anak kita menjadi lebih baik.
FATHER FORGETS
Oleh Gandhen Oetjoel 13 Oktober 2009 jam 10:52
dengarlah, anakku :
aku mengatakan hal ini sewaktu engkau terbaring tidur,
dipipimu ada bekas cakaran kecil,
dan didahimu yang lebar tersempil ujung rambutmu yang basah.
diam-diam kumasuki kamarmu,
beberapa sa'at lalu,
sewaktu saya sedang membaca buku,
tiba-tiba saja,
saya dirasuki oleh suatu rasa penyesalan yang teramat dalam...
dengan berbekal perasaan bersalah itulah,
aku hampiri ranjangmu.
didalam benakku, berkecamuk beribu macam pikiran,
saya telah bertindak diluar batas terhadapmu, anakku!
aku membentakmu sewaktu kamu memakai pakaian mau kesekolah,
karena kamu hanya cuci muka saja!
aku hukum kamu, karena tidak mau membersihkan sepatumu terlebih dahulu!
aku marahi kamu, sewaktu engkau berantakkan mainanmu !
pada waktu sarapan pagi, kudapatkan kesalahan-kesalahanmu lagi,
kau berantakkan semua benda, kau cecer-cecerkan makananmu kemana-mana,
kau taruh dagumu diatas meja.... dan lain sebagainya,
kesalahan-kesalahan kecil yang tak kau sengaja !
dan sewaktu kau hendak pergi main dan aku mau berangkat kerja ....
tiba-tiba engkau berbalik, melambaikan tangan dan berseru : "hati-hati...ya, paa !!"
dahiku berkerut, lalu menjawab: "hayoo...masuk sana!!"
sore hari, mulai lagi seperti itu...
sewaktu sampai dirumah,
aku lihat engkau sedang bermain gundu dengan teman-temanmu,
sampai-sampai engkau berlutut, sehingga kaus kakimu berlubang-lubang !
kau kurendahkan dihadapan teman-temanmu,
dengan menyuruhmu berjalan pulang didepanku...
kaus kaki itu mahal !! seandainya kau membeli dengan uangmu sendiri ;
kau pasti akan lebih berhati-hati !!
nak, ingat bahwa itu adalah pemberian dari seorang ayah !
ingatkah kamu setelah itu, wahai anakku...
sewaktu aku sedang sibuk membaca buku...
dan engkau menghampiriku dengan penuh ketakutan,
dan
wajahmu yang menggambarkan betapa lukanya perasaanmu...
dan engkau ragu-ragu didepan pintu....
" mau apa, hei !!... bentakku !!
kau tak mengucapkan sepatah katapun...
tiba-tiba saja kau menghambur dan memelukku erat-erat,.... lalu kau menciumku !
tanganmu yang mungil merengkuh dengan penuh kelembutan,
..... dan kemudian kau pergi, masuk kekamarmu.
tak lama setelah itu, nak !!
bukuku terjatuh..., dan tiba-tiba aku ketakutan sekali !!...
kebiasaan apakah yang telah merasuki diriku ini ?
kebiasaan mencari-cari kesalahan dan memaksakan kehendak,
inikah hadiahku kepadamu sebagai anak laki-laki ?!
itu bukan karena aku tidak mencintaimu,
melainkan aku mengharap terlalu banyak pada masa kecilmu ;
aku mengukur dirimu dengan ukuran yang berlaku pada masa mudaku !!
sebenarnya ...
ada begitu banyak yang bagus dan lembut serta benar, didalam perwatakanmu,
hatimu yang kecil ternyata lingkupnya luas sekali nak, seluas cakrawala ini !
hal ini terbukti, sewaktu secara spontan kau bergegas lari dan memelukku ,
sebagai ucapan selamat malam !
sa'at ini hanya kau yang kupikirkan, nak !
aku berada disisi ranjangmu, ditengah kegelapan, dan berlutut disitu, malu pada diriku sendiri !
ini memang penyesalan yang lemah,
aku tahu kau tak akan mengerti semuanya, nak !
kalau hal ini kuutarakan padamu !
tetapi mulai besok :
aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjadi seorang ayah !
aku akan berpadu denganmu ...
menderita bila kau menderita dan aku akan tertawa apabila kau juga tertawa !
lidahku akan kutahan, pabila ada kata-kata yang kurang sabar !
saya akan terus berucap bak ritus dalam sebuah doa : ia masik kanak-kanak,
ia masih anak kecil !
saya khawatir ....
jangan-jangan saya telah memperlakukanmu sebagai orang dewasa,
namun ketika aku memandangimu sekarang ;
wahai, anakku...!
kau tidur meringkuk dan nampak lelah dibalik selimutmu....
baru aku menyadari bahwa dirimu masih anak-anak ;
kemarin kau digendong ibumu, dan kepalamu tersandar dibahunya....
namun ibumu telah tiada,
sekarang dia telah berada disurga....
dan
saya telah menuntut terlalu banyak kepadamu, nak !!
........... terlalu banyak !!
w. livingstone larned
(note: begitulah kira2... terjemahan bebasnya.)
2 komentar:
terimakasih aku terharu...aku janji akan perbaiki perilaku aku ke anak2 ku...
aku yang kedua...
Posting Komentar